Selasa, 10 November 2015

Pengendalian Tikus Terpadu

Sudah lama ini gak jalan-jalan ke Lapang, semenjak aku bertugas bareng kanjeng papi. Terkadang kangen juga ke lapang, dan seperti membaca isi hati ku, kemarin masih sering diminta pengamatan sama kanjeng papi, jadi masih bisa narsis-narsis dikit di lahan seminggu sekali, hehe.
Soalnya pertama kali gabung disini, aku sudah ikut nyemplung-nyemplung sawah bantu in ibu Arlyna beserta beberapa mahasiswa lainnya dari Instiper Yogyakarta. Kegiatan yang pertama kuikuti yaitu Pengendalian Hama Tikus Terpadu, dilaksanakan pass di bulan puasa, jadi lebih ngenaa banget perjuangannya kan, pas puasa nyemplung seharian di sawah, hehe. Jadi rasa kangen lahan ituu, selalu ada.

Let’s begin, kali ini cerita tentang pengendalian hama, khususnya tikus-berdasi, hehehe. Iyaa ituh tikus berdasi di sawah. Lokasi kegiatan ada di Sedayu, Moyudan, Minggir, Kab Sleman.
Tikus, siapa yang geram kalau tanaman padi di sawah yang ditumbuhkan dengan semangat, tiba-tiba habis dalam semalam karena di makan tikus?? Sebenarnya bukan padinya yang dimakan, tapi tikus itu menggigit batang pagi di bagian bawah, jadi, kalau sudah rusak oleh tikus, tidak mungkin bisa di panen lagi. Dan kawanan yang menyerang tidak hanya dalam hitungan puluhan, bahkan bisa sampai ratusan.

Sedikit flash back, dulu sewaktu kecil, aku sering melihat ada gropyokan tikus rame-rame di sawah, atau kalau gak gropyokan, ada juga itu pengendalian dengan cara diasap-in. Nah dewasa ini seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, semakin banyak pula penemuan tentang pengendalian hama. Kegiatan kali ini adalah Pengendalian Hama Tikus Terpadu dengan metode TBS (TBS yaitu Trap Barier System).

Contohnya seperti gambar di bawah ini,
pemasangan TBS


Intinya pengendalian tikus disini dengan system pemagaran di sekeliling sawah pakai plastik yang ditanam jauh di dalam tanah. Penanaman plastik bening ini menggunakan ajir (tiang bambu) yang diapasang dengan jarak 1m kurang lebihnya. Sementara itu, di beberapa titik plastik ada pula dibuat lubang yang memang sengaja agar dilewati tikus, tetapi dibalik lubang itu sudah disediakan jebakan/perangkap tikus, jadi tikus-tikus itu bisa tertangkap.
Hasil tangkapan tikus

Hihihi,, unyu kan

Dalam semalam, satu jebakan tikus ini bisa terisi 20 an lebih tikus, menurut informasi (website yogya.litbang.pertanian.go.id Januari 2014) saat itu, dari luasan 73 ha, tikus yang tertangkap dengan perangkat TBS ini sebanyak 14.200an tikus –kebayang gak??? Jadi setiap pagi bahkan sebelum pagi, para petani di demplot mengecek kondisi sawahnya dan mengambil perangkap –perangkap tikus itu..

Hiih pernah dengar bakso tikus?? Dulu aku gak nyangka, masak iyaa bikin bakso pakai tikuss,, gak kebayang dimana cari tikus yang banyak itu utk dibuat bakso, sekarang setelah melihat tkus-tikus sebanyak itu, jadi pengen bisnis –ehh :D .. (*maaf intermezzo aja, soal bakso silakan tanya pada yang berwajib).

Nahh tikus-tikus yang terkumpul ini sebenarnya bisa dibuat untuk pengendalian juga, konon menurut kabar, jika bangkai tikus ini direndam dalam air semalam, kemudian paginya di siramkan ke sekeliling sawah, maka bau tikus ini akan ditakuti sama tikus yang lain, sehngga mereka batal menyerang. Itu informasi yang kudapat dari Pak Tani.
Selain dengan TBS, LTBS, bangkai tikus, ada juga satu metode lain yang popular yaitu pengendalian dengan burung hantu (owl). Tapiii yang menjadi kendala disini, banyaknya burung hantu biasanya tak sebanding dengan populasi tikus yang ada. Satu burung hantu paling Cuma bisa makan 1-2 tikus dalam semalam, padahal kawanan tikus yang datang bisa ratusan. Jadi dapat disimpulkan cara ini mungkin agak kurang efektif, tapi bisa juga diterapkan, digabung dengan teknologi yang lain.


contoh TBS terpasang



Baiklah,, info nya baru sekian yang dapat disampaikan,, karena untuk metode ini jika ditulis semua bisa lebiih dari panjang, maka untuk informasi lebih jelas, bisa berkunjung ke website bptp : yogya.litbang.pertanian.go.id, atau kalau enggak, bisa juga datang e BPTP untuk mendapat info yang lebih lanjut

Semoga semakin maju pertanian Indonesia, dengan banyaknya generasi muda yang mau turun ke sawah (Nahh lo, siapa angkat tangan), hehe, Masih mau makan Nasi kan????

0 komentar:

Posting Komentar