Jumat, 02 Oktober 2015

Cara Pengujian Daya Kecambah

Sebelumnya akan sedikit aku jeaskan tentang daya kecambah, yaitu kemampuan suatu biji untuk berkecambah. Pengujian ini biasa dilakukan untuk pemeriksaan kualitas biji. Biji yang diuji ditumbuhkan selama beberapa hari dalam media yang dapat berupa kapas, pasir, tanah, maupun kertas. Kali ini akan kita bahas pengujian dengan kertas CD. 
Alat dan Bahan :
1. Kertas CD/koran
2. Baki penampung
3. Pinset
4. Air
5. Benih yang diuji
6. KNO 3 (Jika perlu)

Cara kerjanya,
1. Basahi kertas  dengan air, buka lembaran kertas CD, sesuai ukuran, lalu susun benih-benih dengan rapi - yaitu disusun agar saat tumbuh nanti tidak bertumbukan akar/batanga dari masing-masing biji. Dalam satu lembar kertas berukuran 20x30 cm bisa diisi 100 benih, 

2. Lipat kertas menjadi 2 sisi berhadapan , lalu gulung kertas seperti terlihat pada gambar. Gambar di bawah ini contoh kertas dengan benih yang telah tumbuh.
contoh yang sudah tumbuh, nomor yang tertera adalah nomor sampel
3. Susun rapi dalam chamber, dan posisi kertas jangan sampai terbalik ya, lipatan kertas di taruh di bawah.
Setelah disusun rapi, terlihat seperti gambar ini
Benih dalam germinator 
Germinator merupakan suatu alat yang khusus digunakan untuk pengujian daya kecambah, alat ini tersuaun atas rak2 chamber, dan di bagian paling bawah ada tempt khusus untuk baki yang di isi air. Prinsipnya chamber ini kedap udara, maka air yang telah di isikan dalam bak akan menguap, dan membasahi kertas CD, sehingga kertas tak perlu lagi di basahi karena sudah memperoleh air dari penguapan.      
Untuk cara yang lebih sederhana, tak perlu pakai germinator juga tidak apa-apa, bisa pakai Baki/nampan, dijaga suhunya yaitu suhu ruangan. Penggunaan Germinator ini biasanya digunakan di instansi untuk sertifikasi, misal BPSB, hal ini bertujuan agar penghitungan lebih akurat.

4. Setelah benih tumbuh akar dan daunnya, minimal 5 hari, benih dapat dikeluarkan dan diamayi pertumbuhannya. Hal ini dapat kita lihat seperti pada gambar di bawah
umur 5 hari
benih umur 9 hari.

Nahh kenapa pengujian daya kecambah dengan metode ini  saya sampaikan, karena sewaktu Praktikum dulu,  saya merasa masih kurang rapi pengerjaan, dan benih tidak ditata sedemikian rupa. sehingga membuat hasil penghitungan bisa jadi tidak akurat. 
Dan masalahnya, justru kebiasaan itu terbawa sampai sekarang .. dikantor saat aku diminta melakukan uji daya kecambah, 
Contoh pengerjaan yang amat sangat tidak rapi

Yang gambar di atas jangan ditiru yaah.. malu gue. wkwkw,, itu selain tumpang tindih, dan susah dihitung, juga kurang rapi dilihat. Walaupun sih menurutku artistik malah, hehehe.

Selain itu, penyusunan yang kurang rapi juga bisa membuat benih harus berebut nutrisi, jadi periode germinasi tidak berbarengan khannn :3.

Ohh iya, jika sekiranya sampai hari ke 5 benih belum berkecambah, bisa di bantu dengan KNO3 untuk pemecahan dormansinya. Caranya dengan membuat larutan KNO3 30%, yaitu melarutkan 30 gram KNO3 dalam satu liter air. 
Biar hemat nih bisa aja kita pakai 3gram yang dilarutkan dalam 100 ml air. Larutan ini sudah cukup banget untuk pemecahan dormansi 400 biji padi.
Setelah larutan dibuat, biji yang akan dicambahkan direndam dahulu selama semalam dalam larutan KNO3 tadi, lalu paginya biji di angkat, di tiriskan kemudian dicuci dulu dengan air, barulah biji-biji mulai ditata di kertas CD yang tadi.

Selain padi, bisa juga diterapkan untuk kedelai, cabai, tomat, dll lah, yang biasa digunakan praktikum.

benih kedele


Germinator, kedelai, pakai nampan, bisa ditaruh di r

0 komentar:

Posting Komentar