Kamis, 16 Juni 2016

Ramadhan Rindu #hari ke-12

            Adzan Subuh pagi ini begitu menggema di telingaku, entah suaranya yang terlalu merdu, atau mungkin aku yang terlalu riindu, ibuku..kampung halamanku. Subuh di bulan Ramadhan yang tak pernah tertinggal di Masjid kampungku, bersamamu..ibu ..
            Seandainya jarak itu dekat ibu, antara masjid dan Mess ku, tentu aku tak kan pernah melewatkan Subuh kiita di masjid itu. Karena hanya dengan itu aku sealu merasakan hadirmu, bu. Namun apa daya, 400 meter yang tak berani kuarungi seorang diri. Aku hanya bisa menunggu waktu dari teman-temanku untuk bisa pergi ke masjid itu bersamaku.
            Sejujurnya aku rindu, tapi aku harus kuat kan? Aku selalu pura-pura kuat disaat orang-orang kantor menanyaiku, kenapa aku tidak pulang kampung  di saat lebaran? Belum lagi harus ku balas tiap chat dari teman-teman di seberang sana yang pula menanyakan tentang kepulanganku. Baik hanya sekedar untuk basa-basi, untuk ngajak buber sampai ngajak reuni. Ada rasa getir setiap kali aku harus menjawabnya dengan penuh keyakinan, kujawab "tahun depan saja yaa", ditambah senyum manis atau emoticon ceria yang kubuat seperti itu. Karena memang itu, aku tak ingin semua kasihan padaku. Aku ingin kalian tetap kuat seperti ku. Bukan berarti aku tak kangen dan tak menunjukkan rasa kangen. Malahn bu, ada yang bilang aku udah kerasan disini, sampe ndak pulang segala, hho. Heyy bukan ituu :) .
            Tapi bu, jangan khawatir, disini aku tlah belajar banyak hal. belajar menerima semua kenyataan hidup, baik suka duka maupun tawa. Belajar menerima bahwasanya tak semua yang kuharapkan itu yang terwujud, tak semua diridhoi. Karena Alloh punya rencana lain untukku, namun yang pasti rencana-Nya lebih baik dari rencanaku. Ya kan bu, Ibu pasti meng-Amin i itu. Hanya doa dan restu ibu, bapak dan seluruh keluarga yang aku minta setiap kali kiita mengakhiri cengkerama melalui telepon seluler.
            Ibu, Ramadhan kali ini beda tanpamu yang membuat rinduku semakin menggevu. Aku ingat saat-saat dimana ibu selalu menyiapkan makan sahur untuk kami, dimana aku pun tak jarang masih malas-malas di tempat tidur sampai saat ibu membangunkanku-lagi, untuk makan sahur. Jadi kami tinggal makan hidangan yang telah siap di atas meja plus teh hangatnya. Maaf ibu, aku tak pernah membantunmu hingga tuntas.
            
Disini bu, mulai kusadari dan banyak yang kupelajari, tentang semua tanggungjawabmu. Bahkan, aku kini sudah bisa menyiapkan sahurku sendiri, untuk teman-teman ku dan juga untuk atasanku. Justru yang paling aku sedihkan adalah, disaat ini aku seharusnya bisa membantumu memilihkan menu dan menyiapkan sahur, aku kini malah telah jauh dari mu. Ingin rasanya aku memeluk ibu, dan memijit pundak kuat ibu untuk sekedar meringankan bebanmu bu..


Wa'Allohualam.. Semoga Alloh meridhoi kesempatan itu, dengan mengabulkan permohonkanku, untuk melimpahkan kepada ibu bapak dan keluarga yaitu kesehatan dan umur yang panjang. Aamiiin..

Waingapu, 17 Juni 2016
Dari Anakmu


0 komentar:

Posting Komentar