Minggu, 20 Desember 2015

Seputar Bunga Tebu

Masih ingat dengan bunga tebu di artikel sebelumnya? Ya bunga tebu yang sering disebut gleges -kalau di Jawa, Bunga pada tanaman tebu  merupakan bunga majemuk yang tersusun atas malai. Sumbu utama bercabang, makin ke atas makin kecil. Panjang bunga 70-80 cm. Aku pun sebelum nya tidak tau akan kegunaannya. Ternyata tidak semua dari tanaman tebu yang berbunga itu baik. Ada sisi yang berdampak merugikan, walaupun ada pula sisi keuntungannya. Let’s see.

Tanaman tebu merupakan tanaman hari pendek –seperti krisan- sehingga sinar matahari yang tidak terlalu lama akan membuat tanaman cepat berbunga. Iklim yang mendukung untuk pembungaan tebu adalah iklim tropis, sehingga bunga tebu banyak dijumpai di lahan di Indonesia. Jika pada tanaman krisan, untuk menghambat pembuangaannya perlu diberikan penyinaran tambahan dengan lampu, agar krisan terus dalam vase pertumbuhan vegetatif, pada tanaman tebu tentu tidak seperti itu. Dari Luasan ribuan hektar, berapa banyak lampu yang akan dibutuhkan.. ???

Karena pembungaan inilah, maka proses pemasakaan gula di batang tebu dapat terhambat. Zat-zat hasil fotosintesis banyak yang digunakan untuk pembentukan bunga oleh tanaman tebu. Pertumbuhan bunga tanaman tebu akan membentuk jaringan gabus, dimana jaringan ini juga akan mengurangi jumlah nira tebu yang dihasilkan. Oleh karena itu, pembungaan pada tanaman tebu harus dihambat. Penghamabatan bisa dilakukan dengan pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang dapat diaplikasikan melalui pesawat udara.

Namun disamping kelemahan dari pembungaan tersebut, bunga dari tanaman tebu juga tidak serta merta merugikan. Bunga tebu bermanfaat untuk proses persilanagan, agar didapatkan spesies baru yang  harapannya lebih baik dari varietas sebelumnya. Jadi suatu varietas yang unggul, akan di silangkan dengan varietas lain yang juga memiliki keungggulan, agar didapatkan varietas yang lebih baik. Proses persilangan ini dilakukan dengan mengambil bunga jantan dari suatu varietas A, kemudian di silangkan/di gugurkan di sekitar bunga betina varietas B. Persilangan ini lebih baik dan berhasil jika dilakukan di waktu yang tepat, yaitu pada sekitar jam 9 pagi, saat dimana bunga tebu mekar. Yang menjadi catatan adalah bunga tebu ini akan mekar hanya sekali sehari, selama 5 – 9 hari.

Hasil persilangan bunga tebu ini nantinya akan di tumbuhkan pada media pasir+tanah dan kompos yang telah disterilkan.

Sabtu, 28 November 2015

Belajar dari mu~

TERIMAKASIIH.

Banyak terimakasih hari ini sebanding dengan banyaknya nasihat yang  dituturkan, tentunya jauh lebih melimpah adalah air mata haru yang terus membasahi pipi.
Terimakasih BPTP Yogyakarta, Terimakasih untuk setiap SKS yang diajarkan secara gratis.. Untuk setiap pengalaman yg telah berlalu, untuk membuat ku menjalani hari dgn lbh berarti, untuk berbagi, untuk memberi dan lebih mengenal pada petani. Untuk petualangan, dan untuk kesempatan.

Merelakan semua, rasanya jauuh lebih pedih daripada saat patah hati .. #emg pernah jatuh cinta??-.-. But Every ending is new begining (dewanda). It will be nice story then.

Big thanks to
~Kanjeng Papi Sarjiman,
Semoga sehat selalu bapak,~~
Untuk setiap pelajarannya, untuk pengajarannya, untuk pengertiannya, kemurahan hati dan kebesaran hati, belajar ttg menjadi ledar bkn bos,, tentang mmberi contoh bkn mmberi perintah,

~Ibu Tri Martini Patria,
With ibu kece- Syahrini mode on.. 
Untuk setiap bimbingan, pengajaran, ilmu yang bermanfaat, ilmu komunikasi, relasi, berkat Ibu, saya belajar kemandirian, belajar arti perjuangan, belajar ikhlas dan berjuang.

-Evy Pujiastuti,
Bakso Gress ~ favorit mbak Evy
Untuk setiap nasihat, petuah, didikan, serta sharing pengalaman yang tak kan ternilai harganya. #workaholic, sistematis, dan rinci, semua di bu Evy.

-Astri Wirasti & Riefna Arifiani,
trio libels

Dua sejoli, jdi trio macan klo brsama saya.. Sebagai kakak dengan kesetaran umur yang sebenarnya jauhh :D. Untuk setiap teladan dan nasihat , untuk setiap keluh kesah dan curahan hati, untuk memahami, dalam setiap kondisi.

-Arlyna Budi Pustika,
Siap ke Lapang with ibu Arlyna
Untuk pelajarannya tentang menghargai, mengayomi, tentang menjalin relasi dan merangkul keberagaman.

-Charisnalia Listyowati,
Berlumpuurr sama mbak Liaa
Untuk didikannya, untuk ketelitiannya, untuk ketegasannya, untuk perjodohannya –Ehh :D

-Priskaningsih,
Foto yg bagus tergantung dr fotograferya lho mbak :D
Untuk pengertiannya sebagai kakak, untuk ejekannya, untuk kecrohannya, untuk bullyannya, untuk segalanya.. untuk perlindungannya (hahaha) saat kita diserang preman kemarin :D. #preman yang malak.in nomor hape :DDD

-Pak Antal,
Untuk pembelajarannya, untuk motivasinya agar segera mengepakkan sayap, terimakasiih bapak untuk motivasi nya yang luar biasa.

- Tim UPBS BPTP DiY.. Yang krg lengkap poto nyaa..
UPBS Adat Jawa, kesenengannya Pak Sar
A part of .. UPBS team
Style, my room my adventure
My job my Adventure ~~

-Dan segenap KARYAWAN BPTP YOGYAKARTA, atas keramahannya, atas santunnya … semoga selalu santun dan damaii.
Cuma sepersekian dari Tim. We are..pengendali tikus terpadu :D

Then, another quote i love best .. We can fly together by embraching one another




Grow best, the best of you

Some flowers grow best  in the sun, some other grow best in the shadow. Alloh know the best, so he puts us where we grow best.

--Love this quote so much—

Wherever you are, whenever you are, just be the best of you as you can.

Jadilah yang terbaik, bukan hanya karena itu yang bisa dilakukan, karena memang itu yang seharusnya dilakukan. Kesempatan tidak akan datang dua kali dengan keadaan yang sama.

Kesempatan belajar –misalnya. Belajar tidak hanya dari sekolah/kuliah dik Tyas (Evy Pujiastuti)-

Tidak apa belum bekerja tetap, yang penting tetap bekerja (M.Fajri)- dan jadi yang terbaik (tetep).

Terbaik yang dimaksud, bukan berarti terbaik dari yang lain, menjadi yang paling wahh, yang paling menonjol, bahkan yang paling ingin disanjung. Terbaik adalah dari kita sendiri, sebaik yang bisa kita lakukan. Ditambah dengan keikhlasan menjalani yang sedang ditakdirkan.
InsyaAlloh akan dimudahkan, selama masih ada asa dalam dada :D, selama masih ada usaha yang membara.

GOOD LUCK FOR YOU . FIGHTING

Senin, 16 November 2015

Gleges gleges

Akhir2 ini banyak meme- tentang #anak90'an. Yaa jujur sebagai anak 90 an juga, aku rindu akan masa2 itu. Masa2 berharga, yang belum pengen dan tidak akan dilupakan. Banyak sekali kenangan saat itu, mulai dari kartun kesayangan, permaian, sampe makanan favorit (snack). Salah satu yang tak terlupa adalah tentang Gleges. Tau gleges kah?? Yaitu kembang tebu, yang tumbuh menjulang, berbentuk tandan, berwarna putih, lembut dan halus seperti bulu-bulu nya Dewi kwan Im :v.

Sewaktu kecil aku hobi banget mainan gleges. Sepulang sekolah- setelah ganti baju tentunya, aku sering mencari gleges sama Mas Nanang dan temen-temennya. Saat itu aku masih tinggal di Boyolali. Suatu daerah yang sudah lumayan ramai krn termasuk kota kecamatan, Dusun Kweni, yang letaknya di pinggir Jalan Raya Solo Semarang. Wilayah nya dekat dengan pabrik-pabrik, tapi jika kita masuk kedalam lagi, masih banyak  ditemui perkebunan- kala itu.

Gleges gimana mainnya?? Yaa gitu biasanya di buat tombak2 an, dan aku suka bunga nya yang putih, bekas dipotong itu. Selain cari gleges nya, kami kecil juga sering cari tebu, di kebun orang tapi, hhe. Di kebun twbu pula lah, aku pernah belajar mlinteng (main ketapel). Waktu itu aku ndak punya ketapel. Tapi aku bantuin mas Nanang bikin ketapel, memilih batang berbentuk huruf Y terbaik, dan mengasahnya jadi haluus. Makanya, Mas Nanang juga ga kebertan pinjem in ketapelnya untukku. Nahh setelah beberapa kali belajar ketapel, aku akhirnya berhasil mendapatkan buronan seekor emprit yang lagi bertengger di atas gleges. .

Yaa ampun, jahat yak Tyas kecil waktu itu. Sebenarnya saat itu, bukan karena aku pengen mendapatkan empritnya, tapi karena ingin mengasah keahlian ku dalam bermain ketape dengan membidik sasaran. Tetapi setelah berhasil memelinteng se-ekor emprit itu, aku tidak pernah lagi pinjam ketapelnya Mas Nanang. Aku merasa sudah puas dan cukup. Dan aku Masih inget banget komentar Mas Nanang, yang bilang bahwa itu cuma kebetulan, dan katanha, aku gak mau main ketapel lagi karena takut meleset sasaranya, hehe. Ndak yoo, saat itu aku kasian liat burung emprit nya nya, lalu akhirnya kita kuburkan burung itu sama-sama. Setelah kejadian kita tak pernah main ketapel bareng lagi, acara main ketapel diganti dengan main bulutangkis.

Lanjut, ngomong in Tebu lagi, aku dlu juga sering makan tebu. Suatu hari, sepulang sekolah saat aku masih duduk di kelas 2 SD, mencari tebu di garasi persediaan kami. Saking pengennya makan tebu, dan karena naluri ke-cowok-an itu, aku akhirnya mengupas tebu sendiri. Pakai pisau?? Tidak tapi pakai Arit gede milik Budhe Kar, ibuknya Mas Nanang. Pakai arit besar biar lebih keren gitu (hehe karena pisaunya gak mempan). Tapi Naas, saat aku baru menupas satu dua kali tiba tiba arit meleset sediki daan, bress, kena salah satu jari tangan.ku. Berdarah?? Iyaaa. Banyak? Iyaaa. Bangeeet, sampai aku tak berani melihatnya. Aku hanya bisa merasakan aliran darah yang mengucur dengan deras di jari telunjuk itu seraya menjerit2, tujuannya agar tetanggaku mengetahui dan menolongku karena saat itu Bapak dan Ibuk sedang kerja.

Akhirnya, pertolingan datang, ada Mbah Pengging, Budhe Kar dan Mas Nanang, yang menolongku. Darah di tangan terus mengucur dengan deras, untuk menhentikan pendarahan dibalut pakai kain,  bahkan sampai kainnya basah. Mas Nanang saat itu juga segera lari tergopoh-gopoh membeli Handsaplast untukku. Hikss, bahkan sampai sekarang luka kecil bekas kenakalan itu masih terlihat dengan jelas di telunjuk jari kiri.ku. Luka bersejarah, hehe.

#Itu sebagian kenangan anak tahun 90'an,,
Tyass yang gesit, yang energik, suka petualangan, yang pernah cedera di siku kanan sampai bonyok, karena menjadi keeper sepakbola, jagain gawangnya Mas Nanang tentu..

Jadi, bulan depan akan-kah aku bermain-main dengan Gleges lagi?? disana?? :))  #Emmm..

To be Continued.

Kamis, 12 November 2015

Bunga di Tepi Jalan

Kali ini bukan lagi tentang mawar, krisan atau bahkan kembang kertas yang sedang menarik perhatian tapi pohon-pohon peneduh sepanjang jalan. Ada yang merasa?? Pohon2 di pinggir jalan sedang berbunga akhir2 ini. Pasti sebenarnya banyak yang merasa tapi sebagian besar cuek, dan hanya menatap sekilas.

Bicara tentang bunga, di sepanjang perjalan ke  Kota Malang kemarin kami dapat melihat keindahan bunga kuning di tepi jalan. Menjadikan kami penasaran karena sepertinya pohon bunga ini sengaja ditanam di sepanjang jalan dilihat dari susunannya yang teratur. Pasalnya di setiap pinggir jalan ketemu bunga ini, setia juga, setiap tikungan ada, sehingga kami sebagai pengguna jalan bisa melihat keindahannya. Sebegitu penasaran dengan bunga ini, langsung aku mencari tau bunga apakah gerangan, kenapa aku belum mengenalnya, #merasagagalupdate.

widyasemangatbaru03.com
Ohh,, namanya Tatebuya, berasal dari Amerika. Tidak hanya berwarna kuning, tetapi adajuga pink dan putih. Terlihat dari kejauhan nampak seperti sakura Jepang. Ternyata setelah di telusur lebih lanjut, Tatebuya di Malang ini memang sengaja di tanam oleh Walikota Surabaya, yaitu Ibu Risma dalam masa pemerintahan beliau saat ini. Bukan hanya di Surabaya dan sekitarnya, saat ini lagi juga telah ditanam di beberapa sudut kota lain seperti di Embong Malang, Taman Surya, Keputeran, Urip Simoharjo, dan Raya Darmo (rtv.news). Sepertinya Ibu Risma mau menjadikan taman bunga dan tempat wisata sebagai ikon Kota Surabaya yang baru. Mengutip sedikit perkataan beliau, katanya ",Tidak harus ke Jepang untuk melihat Sakura, sekarang bisa dilihat di Surabaya", gituhh. Waah, Saya setuju bu untuk dikembangkan di seluruh Indonesia malahan, hehe. Semoga secepatnya saya bisa berkunjung lagi kesana.

rtv.news
Yap setelah perjalanan Malang bersama bunga berakhir, esoknya saat jalan-jalan di kota ku yang selalu bersinar, tak sengaja menemukan bunga itu pula di Taman Kota Klaten. Kemudian saat di Yogya juga banyak di sepanjang jalan Solo depan komplek AU, dan ternyata di dekat kantor pun ada bunga ini. Memang, rumput tetangga lebih hijau agaknya :), karena bahkan setiap sudut disekitarku ternyata juga ada, tapi baru menyadarinya setelah di Malang. 

Hehey, aku sadar, sepertinya aku menemukan alasan yang tepat kenapa baru menyadari keberadaan bunga ini. Kemarin mungkin memang lagi musim berbunganya Tatebuya, sehingga aku baru menyadari dan melihatnya di bulan Oktober ini :). 
Menurut referensi, tanaman ini berbunga di akhir musim kemarau sampai menjelang musim penghujan, umur bunga Tatebuya kurang lebih dua minggu. Sampai bulan ini mungkin juga masih banyak juga Tatebuya yang masih berbunga, tapi tidak sebanyak kemarin. Seperti yang kulihat di Taman Balai Kambang, Surakarta, atau d depan Pelataran candi Prambanan. Tapi sudah banyak yang rontok bunganya. Salah satu penyebab rontoknya bunga ini, bisa karena angin pancaroba yang akhir ini sedang gede2 nya, atau juga karena guyuran air hujan yang menerpa.

Okke, satu lagi tanaman bunga yang masuk dalam List nih :) .


Selain Tatebuya, sebenarnya ada lagi beberapa Pohon rindang tepi jalan yang lagi indah-indahnya berbunga lho, yaitu Flamboyan, Bunga Bugur, dan satu lagi yang sedang ngehitz di kampus ku, that's bunga Angsana. Walaupun sama-sama berwarna kuning-kesukaan- Tatebuya dan Angsana ini memiliki daya tarik masing-masing.
Tatebuya dengan bunga kuningnya yang sedikit lebih besar, kuat dan lebih tahan lama (kurang lebih dua minggu). Sedangkan Angsana dengan kelopak-kelopak kecilnya yang begitu rapuh tertiup angin, tapi justru itulah keindahan nya walaupun hanya berumur satu hari penuh. Saat dia berguguran ke tanah, maka akan ada ratusan mahasiswa khususnya UNS yang berebut untuk berfoto dibawahnya.

Besok coba kita cari tau yuk,, kenapa bunga-bunga ini justru muncul di akhir musim kemarau ya,,


Selasa, 10 November 2015

Pengendalian Tikus Terpadu

Sudah lama ini gak jalan-jalan ke Lapang, semenjak aku bertugas bareng kanjeng papi. Terkadang kangen juga ke lapang, dan seperti membaca isi hati ku, kemarin masih sering diminta pengamatan sama kanjeng papi, jadi masih bisa narsis-narsis dikit di lahan seminggu sekali, hehe.
Soalnya pertama kali gabung disini, aku sudah ikut nyemplung-nyemplung sawah bantu in ibu Arlyna beserta beberapa mahasiswa lainnya dari Instiper Yogyakarta. Kegiatan yang pertama kuikuti yaitu Pengendalian Hama Tikus Terpadu, dilaksanakan pass di bulan puasa, jadi lebih ngenaa banget perjuangannya kan, pas puasa nyemplung seharian di sawah, hehe. Jadi rasa kangen lahan ituu, selalu ada.

Let’s begin, kali ini cerita tentang pengendalian hama, khususnya tikus-berdasi, hehehe. Iyaa ituh tikus berdasi di sawah. Lokasi kegiatan ada di Sedayu, Moyudan, Minggir, Kab Sleman.
Tikus, siapa yang geram kalau tanaman padi di sawah yang ditumbuhkan dengan semangat, tiba-tiba habis dalam semalam karena di makan tikus?? Sebenarnya bukan padinya yang dimakan, tapi tikus itu menggigit batang pagi di bagian bawah, jadi, kalau sudah rusak oleh tikus, tidak mungkin bisa di panen lagi. Dan kawanan yang menyerang tidak hanya dalam hitungan puluhan, bahkan bisa sampai ratusan.

Sedikit flash back, dulu sewaktu kecil, aku sering melihat ada gropyokan tikus rame-rame di sawah, atau kalau gak gropyokan, ada juga itu pengendalian dengan cara diasap-in. Nah dewasa ini seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, semakin banyak pula penemuan tentang pengendalian hama. Kegiatan kali ini adalah Pengendalian Hama Tikus Terpadu dengan metode TBS (TBS yaitu Trap Barier System).

Contohnya seperti gambar di bawah ini,
pemasangan TBS


Intinya pengendalian tikus disini dengan system pemagaran di sekeliling sawah pakai plastik yang ditanam jauh di dalam tanah. Penanaman plastik bening ini menggunakan ajir (tiang bambu) yang diapasang dengan jarak 1m kurang lebihnya. Sementara itu, di beberapa titik plastik ada pula dibuat lubang yang memang sengaja agar dilewati tikus, tetapi dibalik lubang itu sudah disediakan jebakan/perangkap tikus, jadi tikus-tikus itu bisa tertangkap.
Hasil tangkapan tikus

Hihihi,, unyu kan

Dalam semalam, satu jebakan tikus ini bisa terisi 20 an lebih tikus, menurut informasi (website yogya.litbang.pertanian.go.id Januari 2014) saat itu, dari luasan 73 ha, tikus yang tertangkap dengan perangkat TBS ini sebanyak 14.200an tikus –kebayang gak??? Jadi setiap pagi bahkan sebelum pagi, para petani di demplot mengecek kondisi sawahnya dan mengambil perangkap –perangkap tikus itu..

Hiih pernah dengar bakso tikus?? Dulu aku gak nyangka, masak iyaa bikin bakso pakai tikuss,, gak kebayang dimana cari tikus yang banyak itu utk dibuat bakso, sekarang setelah melihat tkus-tikus sebanyak itu, jadi pengen bisnis –ehh :D .. (*maaf intermezzo aja, soal bakso silakan tanya pada yang berwajib).

Nahh tikus-tikus yang terkumpul ini sebenarnya bisa dibuat untuk pengendalian juga, konon menurut kabar, jika bangkai tikus ini direndam dalam air semalam, kemudian paginya di siramkan ke sekeliling sawah, maka bau tikus ini akan ditakuti sama tikus yang lain, sehngga mereka batal menyerang. Itu informasi yang kudapat dari Pak Tani.
Selain dengan TBS, LTBS, bangkai tikus, ada juga satu metode lain yang popular yaitu pengendalian dengan burung hantu (owl). Tapiii yang menjadi kendala disini, banyaknya burung hantu biasanya tak sebanding dengan populasi tikus yang ada. Satu burung hantu paling Cuma bisa makan 1-2 tikus dalam semalam, padahal kawanan tikus yang datang bisa ratusan. Jadi dapat disimpulkan cara ini mungkin agak kurang efektif, tapi bisa juga diterapkan, digabung dengan teknologi yang lain.


contoh TBS terpasang



Baiklah,, info nya baru sekian yang dapat disampaikan,, karena untuk metode ini jika ditulis semua bisa lebiih dari panjang, maka untuk informasi lebih jelas, bisa berkunjung ke website bptp : yogya.litbang.pertanian.go.id, atau kalau enggak, bisa juga datang e BPTP untuk mendapat info yang lebih lanjut

Semoga semakin maju pertanian Indonesia, dengan banyaknya generasi muda yang mau turun ke sawah (Nahh lo, siapa angkat tangan), hehe, Masih mau makan Nasi kan????

Jumat, 16 Oktober 2015

Recruitment HPI-AGRO

Ini judul aslinya mlipir di detik-detik terakhir..

Baiklah sambil deg-degan menunggu pengumuman seleksi, saya akan cerita tentang pengalaman kemarin mengikut Seleksi di HPI Agro. Informasi lowongan saya dapatkan dari cdc.uns.ac.id, disana ada beberapa katagori lowongan untuk HPI Agro, dan satu-satu posisi yang bisa saya lamar adalah Research and Development. Menurut informasi di web, batas akhir lamaran sih sampai tanggal 15 Oktober, tapi saya mendapatkan sms pada tanggal 9 Oktober, untuk mengikuti proses recruitment di tanggal 12 Oktober. Intinya disini, as soon as posibble, jadi kalau ada lowongan segera aja di lamar, jangan nunggu expired. Soalnya ada teman saya kemarin yang belum sempat mendaftar karena berpatokan tanggal akhirnya 15 Oktober.

Saat itu aku juga mendaftar untuk Program Medical Delegate Trainee Nestle, dan ada panggilan untuk interview juga tanggal 12 Oktober, sama-sama di UNS. Yahh , galauu kan, setelah diskusi sama bapak, akhirnya aku memutuskan untuk berangkat seleksi Nestle, dengan pertimbangan, HPI Agro penempatannya jauuh, diluar Jawa (*padahal itu yang aku pengen). Kusiapkan segalanya sampai dalam tiga hari ini aku baca-baca blog, belajar tentang Nestle, dan belajar FGD.

And then, the day is coming, pagi sekali sekitar jam setengah 6 aku udah berapakaian rapi siap berangkat ke UNS. Bersama seorang teman, kita menuju ke gedung LPPM UNS, disana juga tampak banyak para jobseeker berpakaian rapi. Waktu itu tepat jam 8.45 setelah aku akhirnya memutuskan untuk cabut dari sini “(-seleksi Nestle). Yahh akhirnya aku benar-benar cabut, dan menuju gedung ICT FP UNS. Tak banyak pertimbangan sebenarnya, hanya mengikuti kata hati, dan juga passion saya lebih besar ke perkebunan, khususnya it s about nursery.

Bismillahirohmanirrohim, memasuki gedung B FP UNS, lantai dua tepat nya ICT. Disana ternyata juga sudah banyak Jobsekeer menantikan recruitment ini. Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kami dipanggil untuk memasuki ruangan. Sementara memasuki ruang audisi *whehehe,, kita juga dibagikan lembaran data diri. Amazing, ruangannya ternyata tidak cukup untuk menampung kami, mungkin dari pihak HPI juga tidak menyangka kalau animo nya segitu besar, walaupun saat itu berbarengan dengan seleksi Nestle. Dan nyatanya yang dateng kesini sebagian juga sama sepertiku, mlipir di detik-detik terakhir dari Nestle.

Proses Recruitment..

Pertama-tama, ada presentasi tentang HPI Agro yang disampaikan tim HRD, nahh karena aku belajarnya kemarin Nestle, aku memang belum bnyak tau tentang HPI Agro- Hartono Plantation Indonesia-AGRO. HPI-Agro merupakan salah satu anak perusahaan PT Djarum. Ada Perkebunan Sawit di Pontianak Kalimantan, serta yang baru-baru di buka ini ada perkebunan Tebu dan Cengkeh di Sumba, Nusa Tenggara, ada juga yang di Tomohon, Sulawesi. Untuk recruitment kali ini, dibutuhkan banyak tenaga untuk pembukaan lahan baru yaitu tebu.
Setelah mendengarkan presentasi ini, aku semakin tertariik untuk bergabung disni, ya Alloh kabulkanlah..

Kebetulan Recruitmen kali ini saya melamar di bagian Research and Development dan penempatannya adalah di Perkebunan Tebu, di Sumba Barat Daya, salah satu spot shooting MTMA gaess :D. Untuk posisi ini, bisa dilamar dari Jurusan Biologi dan Agrotek. Kebetulan dari Biologi aku bersama dua orang temanku.

Proses Recruitment terdiri dati tiga tahap dalam satu hari, dengan sistem gugur,

#Tahap 1 Test Psikologi, ya seperti test pada umumnya, menggambar :D , dan dilanjutkan test koran, tahap 1 ini kalau tidak salah diikuti sekitar 50 an peserta, test berlangsung selama 1,5 jam.
Lalu kami disuruh menunggu 15 menit untuk menunggu hasil test, dan pengumuman yang lolos ke tahap berikutnya,, Jengjeng, ada sekitar 25 orang yang dinyatakan lolos, dan lanjut ke tahap berikutnya saat itu juga. Alhamdulillah lolos, walau dengan perut melilit karena lapar setelah mengerjakan tes koran, hehe.
Tips nya jangan mudah menyerah, dibutuhkan mental yang kuat untuk mengerjakan tes koran ini, semakin ke tengah cobaannya semakin kuat, rasane pengen berhenti saat itu juga. But, live must go on.. jd harus Semangaaaattt!!

#Tahap 2 Test Hitungan, isinya ya hitungan2 gitu, soal cerita dan deret matematika. Saat mengerjakan test ini, disertai dengan perut keroncongan, tp ya alhamdulillah selesai. Dan kami diberikan waktu satu jam untuk menunggu pengumuman hasil test, sambil ISHOMA (*inii yang daritadi aku tunggu,, pengen Soto di kantin Pertaniaan :D)

Tips tahap ini : yaa sabar ada hitung yang mudah dan susah. Kerjakan saja dulu bagian yang mudah, lalu tinggalkan dulu soal yang sulit.. karena waktu teruss berjalan,

#Tahap 3, Interview,, akhirnya dari 25 orang, terpilih 14 orang untuk mengikuti tahap interview, yang terdiri dari Interview HRD dan interview sama USER. Kemarin wawancara sama Pak Eko, beliau adalah mantan dosen Undana yang mengambil pensiun dini untuk pindah ke Perkebunan..

Duhh sedikit nyezell, karena aku kmrn kok yaa lebih prefer belajar ke Nestle, jadi ini terlupakan.--- Karena terlalu nyaman di zona aman.. walhasil sudah jarang baca2 lagi bidangku, lbh banyak ke pertanian soalnyaah.. tapi takkan kusesali.

Hmm well sekarang tinggal nunggu hasilnya,, I HOPE THE BEST.. YA ALLOH ...

Sebetulnya kemarin dari 3 orang Biologi, aku satu-satunya yang lolos sampe wawancara User,,
Aku sudah berusaha semaksimal mungkin,,dan aku tau Alloh know the best. Mohon doanya juga dari reader,, yaa :). Terimakasiih sudah berkunjungg :))

Jumat, 02 Oktober 2015

Cara Pengujian Daya Kecambah

Sebelumnya akan sedikit aku jeaskan tentang daya kecambah, yaitu kemampuan suatu biji untuk berkecambah. Pengujian ini biasa dilakukan untuk pemeriksaan kualitas biji. Biji yang diuji ditumbuhkan selama beberapa hari dalam media yang dapat berupa kapas, pasir, tanah, maupun kertas. Kali ini akan kita bahas pengujian dengan kertas CD. 
Alat dan Bahan :
1. Kertas CD/koran
2. Baki penampung
3. Pinset
4. Air
5. Benih yang diuji
6. KNO 3 (Jika perlu)

Cara kerjanya,
1. Basahi kertas  dengan air, buka lembaran kertas CD, sesuai ukuran, lalu susun benih-benih dengan rapi - yaitu disusun agar saat tumbuh nanti tidak bertumbukan akar/batanga dari masing-masing biji. Dalam satu lembar kertas berukuran 20x30 cm bisa diisi 100 benih, 

2. Lipat kertas menjadi 2 sisi berhadapan , lalu gulung kertas seperti terlihat pada gambar. Gambar di bawah ini contoh kertas dengan benih yang telah tumbuh.
contoh yang sudah tumbuh, nomor yang tertera adalah nomor sampel
3. Susun rapi dalam chamber, dan posisi kertas jangan sampai terbalik ya, lipatan kertas di taruh di bawah.
Setelah disusun rapi, terlihat seperti gambar ini
Benih dalam germinator 
Germinator merupakan suatu alat yang khusus digunakan untuk pengujian daya kecambah, alat ini tersuaun atas rak2 chamber, dan di bagian paling bawah ada tempt khusus untuk baki yang di isi air. Prinsipnya chamber ini kedap udara, maka air yang telah di isikan dalam bak akan menguap, dan membasahi kertas CD, sehingga kertas tak perlu lagi di basahi karena sudah memperoleh air dari penguapan.      
Untuk cara yang lebih sederhana, tak perlu pakai germinator juga tidak apa-apa, bisa pakai Baki/nampan, dijaga suhunya yaitu suhu ruangan. Penggunaan Germinator ini biasanya digunakan di instansi untuk sertifikasi, misal BPSB, hal ini bertujuan agar penghitungan lebih akurat.

4. Setelah benih tumbuh akar dan daunnya, minimal 5 hari, benih dapat dikeluarkan dan diamayi pertumbuhannya. Hal ini dapat kita lihat seperti pada gambar di bawah
umur 5 hari
benih umur 9 hari.

Nahh kenapa pengujian daya kecambah dengan metode ini  saya sampaikan, karena sewaktu Praktikum dulu,  saya merasa masih kurang rapi pengerjaan, dan benih tidak ditata sedemikian rupa. sehingga membuat hasil penghitungan bisa jadi tidak akurat. 
Dan masalahnya, justru kebiasaan itu terbawa sampai sekarang .. dikantor saat aku diminta melakukan uji daya kecambah, 
Contoh pengerjaan yang amat sangat tidak rapi

Yang gambar di atas jangan ditiru yaah.. malu gue. wkwkw,, itu selain tumpang tindih, dan susah dihitung, juga kurang rapi dilihat. Walaupun sih menurutku artistik malah, hehehe.

Selain itu, penyusunan yang kurang rapi juga bisa membuat benih harus berebut nutrisi, jadi periode germinasi tidak berbarengan khannn :3.

Ohh iya, jika sekiranya sampai hari ke 5 benih belum berkecambah, bisa di bantu dengan KNO3 untuk pemecahan dormansinya. Caranya dengan membuat larutan KNO3 30%, yaitu melarutkan 30 gram KNO3 dalam satu liter air. 
Biar hemat nih bisa aja kita pakai 3gram yang dilarutkan dalam 100 ml air. Larutan ini sudah cukup banget untuk pemecahan dormansi 400 biji padi.
Setelah larutan dibuat, biji yang akan dicambahkan direndam dahulu selama semalam dalam larutan KNO3 tadi, lalu paginya biji di angkat, di tiriskan kemudian dicuci dulu dengan air, barulah biji-biji mulai ditata di kertas CD yang tadi.

Selain padi, bisa juga diterapkan untuk kedelai, cabai, tomat, dll lah, yang biasa digunakan praktikum.

benih kedele


Germinator, kedelai, pakai nampan, bisa ditaruh di r

Kunjungan - Fieldtrip

KUNJUNGAN – FIELD TRIP

My- First - backdrop project. how??

Selamat memasuki bulan Oktober, semoga menjadi bulan yang indah dan penuh petualangan.

Day#1 Oktober ini diawali bulan ini dengan Fieldtrip/ Kunjungan lapang pada kegiatan Mandiri Benih. Kunjungan ini di ikuti oleh 23 peserta Calon Penangkar Benih yang tergabung dalam KWT “Ngudi Rukun”, beberapa tim Penyuluh Pertanian Gunung Kidul, serta TIM BPTP sebagai panitia. Beruntung sekali Kanjeng papi mengajak ikut Kunjungan, untuk menambah ilmu kata beliau..

Kunjungan #1 BPSB (Balai Pengawasan Sertifikasi Benih)

Balai Pengawasan Sertifikasi Benih ini berada di bawah Dinas Provinsi DIY.
Judulnya aja sertifikasi,  jadi disini kita-khususnya para calon penangkar belajar tentang bagaimanakah proses benih itu sampai bisa mendapatkan sertifikat benih.

Untuk mendapatkan sertifikat benih, harus melalui proses yang puanjaang, yaitu adanya pengawasan, terdiri dari pengawasan lapang dan pengawasan Laboratorium. Pengawasaan Lapang dimulai dari semenjak benih disebar (persemaian), sampe fase pasca panen (meliputi pengujian : Uji Pendahuluan, Fase Vegetatif, Fase pembungaan, Fase malai, Fase panen dan pasca panen). Setelah benih dipanen, maka kualitas benih harus tetap dijaga karena proses sertifikasi belum berhenti sampai disana. Akan berlanjut pada pengujian lab, maka penanganan pasaca panen  mulai dari penjemuran, penyimpanan, dan pengemasan harus dilakukan dengan benar.

Setelah benih disimpan dalam kemasan karung2, maka langkash selanjutnya adalah mengajukan pemeriksaan laboratorium ke BPSB. Petugas sertifikasi akan mengambil sampel calon benih secara acak. Sampel kemudian akan dibawa ke BPSB untuk diuji Laboratorium. 
Nahh dikantor BPSB ini laah, yang bisa dibilang ilmu Biologi ngenaa banget-.
Uji kemurnian benih
Disini benih akan diuji kemurnian genetiknya, uji kadar air, dan uji daya kecambahnya, kurang lebih waktunya 5-14 hari. Baru lah setelah itu sertifikat benih bisa keluar dan benih siap untuk didistribusikan.
Berikut ini gambar2 contoh pengujian calon benihnya.
Grender benih-
pasca oven

Uji kadar air
Uji daya kecambah

Kunjungan #2 Balai Benih Pembantu (BBP) Barongan

Nahh kunjungan kedua ini BBP – berada di bawah Dinas Pertanian Bantul, jadi letaknya agak jauh- dari kota. Suasana panas dan terik tak menyurutkan niat peserta untuk belajar, semangaaattt :D 

Antusias peserta

Di BBP ini lebih ke proses lapangnya, yaitu penangan benih😁😁 pasca panen sampai di sertifikasi. BBP barongan memiliki lahan yang luas, untuk penjemuran padi. Dan disini kita belajar tentang proses pasca panen padi, mulai dari penggilingan-penjemuran-pengepakan-pengemasan sampai pemberian sertifikat lulus Uji.

BBP ini memang menjadi percontohan penangkar benih yang ideal, calon oenangkar dapat belajar tentang penanganan benih pasca panen sampai metode penyimpanan benih disini.  
Sewaktu kunjungan kesini, ehh kita barengan sama temen-temen??? Adek-adek dari SMK SPP- Kutebak kalau gak salah SMK SPP yaitu Sekolah Penyuluh Pertanian.

                                   

Nahh disini padi yang sebegitu banyaknya dijemur selama 3-4 hari tanpa perlu di angkat dari penjemuran. Jadi itu lah mengapa kita belajar kesini, bagaimana caranya pengolaan pasca panen yang efisien dari tenaga dan waktu. Yaa coba dibayangakan lahan seluas 6000 m untuk pejemuran padi kalau harus angkat junjung tentunya akan repot sekali.


Lahan jemur
Sewaktu turun hujan, maka tinggal ditutup dengan terpal-terpal. Nahh kemudian caranya agar tau kadar air yang ideal yaitu dengan mengukur kadar air di waktu pagi hari, sekitar pukul 8, jika kadar air sudah mencapai 11 maka, pada sore harinya, benih padi sudah siap diangkat, dikemas untuk disimpan.


see, gimana susuananya, yang bener kaya gitu untuk keperluan sertifikasi.
Packing


#3 Penangkar benih Padi, SWASTA Bp. Sarjito.

Nahh kunjungan ke tiga ini murni, kita ke pengusaha swasta. Disini lebih banyak diskusi, bagaimana bapak Sarjito awal mula mendirikan usaha nya yang dimulai dari nol, sampai sekarang suksess besaaar. 
Sebenarnya disini kita bisa belajar mulai dari benih di lahan /sawah sampai penanganan pasca panen dan penyimpanan, tapi karena saat itu hari mulai sore, kita hanya diskusi dengan Bp. . Dan sebenarnya ini merupakan penghujung kunjungan, jadi dapat dirangkum perjalanan tadi dari sertifikasi di BPSB, pengelolaan pasca panen di BBP, dan terakhir benih di lapangan, di sini. 

Di tempat bapak Sarjito ini memiliki gudang benih yang luas, dan kunjungan kita kali ini adalah mengelilingi gudang, hehe Gudang di rumah ini cukup untuk menapung seratus ton lebih gabah.. hmm,, tak perlu dibayangkan , liat saja poto nya, gudang gabah pak Sarjito.

 Ilmu nya nambah-nambah lagi pokoknya…

Jadii udah belajar banyak, masih gak tertarik jadi Penangkar?? minimal Juragan benih.. yass??? bangeten :D
Gudang benihh
Kanjeng papi di tengahh itu

berhitung :D



That's the ends.. see you another Trip ----


“Benih itu seperti kyai, jadi benih dari luar daerah lebih laku daripada benih asli daerah” – Budi- BBP Barongan, 2015.

Jumat, 18 September 2015

Kujungan ke Green House

Kemarin ada kunjungan anak-anak SD ke Balai. Salah satu nya mereka mengunjungi GreenHouse. Melihat anak-anak ini banyak yang tertarik dengan tanaman, jadi sedikit lebih lega, setidaknya semoga suatu saat nanti, masih ada generasi yang suka bertanam,,
Belajar di KBI (Green house Bawang)
Belajar Krisan ,

Bahagia rasanya jadi anak jaman sekarang, yang sudah bisa berunkunjung ke Greenhouse. Jaman dahulu, aku mengenal Greenhouse cuma dari majalah bobo yang kubeli di Pasar Loak. Ya, sewaktu kecil aku selalu mengunjungi kios buku bekas setiap kali mengantar ibu ke Pasar Penging di hari Minggu. Jadi saat itu kami bertiga punya tujuan masing2, ibu ke pasar, aku ke kios buku dan ayah ke pazar burung, 

Suatu hari di buku bobo yang kubeli,ada artikel tentang Cita-cita, menjadi Insinyur Pertanian. Tampak dalam bacaan ada ilustrasi seorang peneliti yang berjas Lab dan berkacamata, dengan rambut dikuncir ekor kuda, sedang bekerja di Greenhouse, dan meneliti tentang Cabai super dan tomat super, lebih besar dari ukuran Biasa.
Yaa aku masih ingat semua, maka dari itu, aku suka bertanam, dan kemudian aku mulai suka menanam di samping rumah, biji-bijian cabai, bunga-bunga, dll.

Green house yang Cuma dalam bayangan saat itu, justru menjadi tempat kerja selama setahun kemarin, seperti mimpi yang menjadi nyata, walau tak sempurna.
Suka nya narsis emaang
Sekarang ini, mereka sudah bisa berkunjung, dan belajar dalam green house, jadi nya aku juga antusias dan bercerita banyak ke mereka. Bahkan saat kuminta mereka menanam krisan, lalu melaporkan perkembangannya kepadaku, mereka lebih antusias dari aku.

Harapanku nanti nya, dari anak anak itu akan ada yang tertarik pula di bidang pertanian.


Belajar Krisan

Interesting
Looking for

write2 ^^

Cowok cilik aja nyatet, masak kamu enggak?? 
Versi mahasiswanya mungkin besok kayak gini
Ya narsis2 gitu, tau lahh mahasiswa :D
Gimana readers? Jangan-jangan ada pula yang belum pernah ke greenhouse nih??