Sabtu, 28 November 2015

Belajar dari mu~

TERIMAKASIIH.

Banyak terimakasih hari ini sebanding dengan banyaknya nasihat yang  dituturkan, tentunya jauh lebih melimpah adalah air mata haru yang terus membasahi pipi.
Terimakasih BPTP Yogyakarta, Terimakasih untuk setiap SKS yang diajarkan secara gratis.. Untuk setiap pengalaman yg telah berlalu, untuk membuat ku menjalani hari dgn lbh berarti, untuk berbagi, untuk memberi dan lebih mengenal pada petani. Untuk petualangan, dan untuk kesempatan.

Merelakan semua, rasanya jauuh lebih pedih daripada saat patah hati .. #emg pernah jatuh cinta??-.-. But Every ending is new begining (dewanda). It will be nice story then.

Big thanks to
~Kanjeng Papi Sarjiman,
Semoga sehat selalu bapak,~~
Untuk setiap pelajarannya, untuk pengajarannya, untuk pengertiannya, kemurahan hati dan kebesaran hati, belajar ttg menjadi ledar bkn bos,, tentang mmberi contoh bkn mmberi perintah,

~Ibu Tri Martini Patria,
With ibu kece- Syahrini mode on.. 
Untuk setiap bimbingan, pengajaran, ilmu yang bermanfaat, ilmu komunikasi, relasi, berkat Ibu, saya belajar kemandirian, belajar arti perjuangan, belajar ikhlas dan berjuang.

-Evy Pujiastuti,
Bakso Gress ~ favorit mbak Evy
Untuk setiap nasihat, petuah, didikan, serta sharing pengalaman yang tak kan ternilai harganya. #workaholic, sistematis, dan rinci, semua di bu Evy.

-Astri Wirasti & Riefna Arifiani,
trio libels

Dua sejoli, jdi trio macan klo brsama saya.. Sebagai kakak dengan kesetaran umur yang sebenarnya jauhh :D. Untuk setiap teladan dan nasihat , untuk setiap keluh kesah dan curahan hati, untuk memahami, dalam setiap kondisi.

-Arlyna Budi Pustika,
Siap ke Lapang with ibu Arlyna
Untuk pelajarannya tentang menghargai, mengayomi, tentang menjalin relasi dan merangkul keberagaman.

-Charisnalia Listyowati,
Berlumpuurr sama mbak Liaa
Untuk didikannya, untuk ketelitiannya, untuk ketegasannya, untuk perjodohannya –Ehh :D

-Priskaningsih,
Foto yg bagus tergantung dr fotograferya lho mbak :D
Untuk pengertiannya sebagai kakak, untuk ejekannya, untuk kecrohannya, untuk bullyannya, untuk segalanya.. untuk perlindungannya (hahaha) saat kita diserang preman kemarin :D. #preman yang malak.in nomor hape :DDD

-Pak Antal,
Untuk pembelajarannya, untuk motivasinya agar segera mengepakkan sayap, terimakasiih bapak untuk motivasi nya yang luar biasa.

- Tim UPBS BPTP DiY.. Yang krg lengkap poto nyaa..
UPBS Adat Jawa, kesenengannya Pak Sar
A part of .. UPBS team
Style, my room my adventure
My job my Adventure ~~

-Dan segenap KARYAWAN BPTP YOGYAKARTA, atas keramahannya, atas santunnya … semoga selalu santun dan damaii.
Cuma sepersekian dari Tim. We are..pengendali tikus terpadu :D

Then, another quote i love best .. We can fly together by embraching one another




Grow best, the best of you

Some flowers grow best  in the sun, some other grow best in the shadow. Alloh know the best, so he puts us where we grow best.

--Love this quote so much—

Wherever you are, whenever you are, just be the best of you as you can.

Jadilah yang terbaik, bukan hanya karena itu yang bisa dilakukan, karena memang itu yang seharusnya dilakukan. Kesempatan tidak akan datang dua kali dengan keadaan yang sama.

Kesempatan belajar –misalnya. Belajar tidak hanya dari sekolah/kuliah dik Tyas (Evy Pujiastuti)-

Tidak apa belum bekerja tetap, yang penting tetap bekerja (M.Fajri)- dan jadi yang terbaik (tetep).

Terbaik yang dimaksud, bukan berarti terbaik dari yang lain, menjadi yang paling wahh, yang paling menonjol, bahkan yang paling ingin disanjung. Terbaik adalah dari kita sendiri, sebaik yang bisa kita lakukan. Ditambah dengan keikhlasan menjalani yang sedang ditakdirkan.
InsyaAlloh akan dimudahkan, selama masih ada asa dalam dada :D, selama masih ada usaha yang membara.

GOOD LUCK FOR YOU . FIGHTING

Senin, 16 November 2015

Gleges gleges

Akhir2 ini banyak meme- tentang #anak90'an. Yaa jujur sebagai anak 90 an juga, aku rindu akan masa2 itu. Masa2 berharga, yang belum pengen dan tidak akan dilupakan. Banyak sekali kenangan saat itu, mulai dari kartun kesayangan, permaian, sampe makanan favorit (snack). Salah satu yang tak terlupa adalah tentang Gleges. Tau gleges kah?? Yaitu kembang tebu, yang tumbuh menjulang, berbentuk tandan, berwarna putih, lembut dan halus seperti bulu-bulu nya Dewi kwan Im :v.

Sewaktu kecil aku hobi banget mainan gleges. Sepulang sekolah- setelah ganti baju tentunya, aku sering mencari gleges sama Mas Nanang dan temen-temennya. Saat itu aku masih tinggal di Boyolali. Suatu daerah yang sudah lumayan ramai krn termasuk kota kecamatan, Dusun Kweni, yang letaknya di pinggir Jalan Raya Solo Semarang. Wilayah nya dekat dengan pabrik-pabrik, tapi jika kita masuk kedalam lagi, masih banyak  ditemui perkebunan- kala itu.

Gleges gimana mainnya?? Yaa gitu biasanya di buat tombak2 an, dan aku suka bunga nya yang putih, bekas dipotong itu. Selain cari gleges nya, kami kecil juga sering cari tebu, di kebun orang tapi, hhe. Di kebun twbu pula lah, aku pernah belajar mlinteng (main ketapel). Waktu itu aku ndak punya ketapel. Tapi aku bantuin mas Nanang bikin ketapel, memilih batang berbentuk huruf Y terbaik, dan mengasahnya jadi haluus. Makanya, Mas Nanang juga ga kebertan pinjem in ketapelnya untukku. Nahh setelah beberapa kali belajar ketapel, aku akhirnya berhasil mendapatkan buronan seekor emprit yang lagi bertengger di atas gleges. .

Yaa ampun, jahat yak Tyas kecil waktu itu. Sebenarnya saat itu, bukan karena aku pengen mendapatkan empritnya, tapi karena ingin mengasah keahlian ku dalam bermain ketape dengan membidik sasaran. Tetapi setelah berhasil memelinteng se-ekor emprit itu, aku tidak pernah lagi pinjam ketapelnya Mas Nanang. Aku merasa sudah puas dan cukup. Dan aku Masih inget banget komentar Mas Nanang, yang bilang bahwa itu cuma kebetulan, dan katanha, aku gak mau main ketapel lagi karena takut meleset sasaranya, hehe. Ndak yoo, saat itu aku kasian liat burung emprit nya nya, lalu akhirnya kita kuburkan burung itu sama-sama. Setelah kejadian kita tak pernah main ketapel bareng lagi, acara main ketapel diganti dengan main bulutangkis.

Lanjut, ngomong in Tebu lagi, aku dlu juga sering makan tebu. Suatu hari, sepulang sekolah saat aku masih duduk di kelas 2 SD, mencari tebu di garasi persediaan kami. Saking pengennya makan tebu, dan karena naluri ke-cowok-an itu, aku akhirnya mengupas tebu sendiri. Pakai pisau?? Tidak tapi pakai Arit gede milik Budhe Kar, ibuknya Mas Nanang. Pakai arit besar biar lebih keren gitu (hehe karena pisaunya gak mempan). Tapi Naas, saat aku baru menupas satu dua kali tiba tiba arit meleset sediki daan, bress, kena salah satu jari tangan.ku. Berdarah?? Iyaaa. Banyak? Iyaaa. Bangeeet, sampai aku tak berani melihatnya. Aku hanya bisa merasakan aliran darah yang mengucur dengan deras di jari telunjuk itu seraya menjerit2, tujuannya agar tetanggaku mengetahui dan menolongku karena saat itu Bapak dan Ibuk sedang kerja.

Akhirnya, pertolingan datang, ada Mbah Pengging, Budhe Kar dan Mas Nanang, yang menolongku. Darah di tangan terus mengucur dengan deras, untuk menhentikan pendarahan dibalut pakai kain,  bahkan sampai kainnya basah. Mas Nanang saat itu juga segera lari tergopoh-gopoh membeli Handsaplast untukku. Hikss, bahkan sampai sekarang luka kecil bekas kenakalan itu masih terlihat dengan jelas di telunjuk jari kiri.ku. Luka bersejarah, hehe.

#Itu sebagian kenangan anak tahun 90'an,,
Tyass yang gesit, yang energik, suka petualangan, yang pernah cedera di siku kanan sampai bonyok, karena menjadi keeper sepakbola, jagain gawangnya Mas Nanang tentu..

Jadi, bulan depan akan-kah aku bermain-main dengan Gleges lagi?? disana?? :))  #Emmm..

To be Continued.

Kamis, 12 November 2015

Bunga di Tepi Jalan

Kali ini bukan lagi tentang mawar, krisan atau bahkan kembang kertas yang sedang menarik perhatian tapi pohon-pohon peneduh sepanjang jalan. Ada yang merasa?? Pohon2 di pinggir jalan sedang berbunga akhir2 ini. Pasti sebenarnya banyak yang merasa tapi sebagian besar cuek, dan hanya menatap sekilas.

Bicara tentang bunga, di sepanjang perjalan ke  Kota Malang kemarin kami dapat melihat keindahan bunga kuning di tepi jalan. Menjadikan kami penasaran karena sepertinya pohon bunga ini sengaja ditanam di sepanjang jalan dilihat dari susunannya yang teratur. Pasalnya di setiap pinggir jalan ketemu bunga ini, setia juga, setiap tikungan ada, sehingga kami sebagai pengguna jalan bisa melihat keindahannya. Sebegitu penasaran dengan bunga ini, langsung aku mencari tau bunga apakah gerangan, kenapa aku belum mengenalnya, #merasagagalupdate.

widyasemangatbaru03.com
Ohh,, namanya Tatebuya, berasal dari Amerika. Tidak hanya berwarna kuning, tetapi adajuga pink dan putih. Terlihat dari kejauhan nampak seperti sakura Jepang. Ternyata setelah di telusur lebih lanjut, Tatebuya di Malang ini memang sengaja di tanam oleh Walikota Surabaya, yaitu Ibu Risma dalam masa pemerintahan beliau saat ini. Bukan hanya di Surabaya dan sekitarnya, saat ini lagi juga telah ditanam di beberapa sudut kota lain seperti di Embong Malang, Taman Surya, Keputeran, Urip Simoharjo, dan Raya Darmo (rtv.news). Sepertinya Ibu Risma mau menjadikan taman bunga dan tempat wisata sebagai ikon Kota Surabaya yang baru. Mengutip sedikit perkataan beliau, katanya ",Tidak harus ke Jepang untuk melihat Sakura, sekarang bisa dilihat di Surabaya", gituhh. Waah, Saya setuju bu untuk dikembangkan di seluruh Indonesia malahan, hehe. Semoga secepatnya saya bisa berkunjung lagi kesana.

rtv.news
Yap setelah perjalanan Malang bersama bunga berakhir, esoknya saat jalan-jalan di kota ku yang selalu bersinar, tak sengaja menemukan bunga itu pula di Taman Kota Klaten. Kemudian saat di Yogya juga banyak di sepanjang jalan Solo depan komplek AU, dan ternyata di dekat kantor pun ada bunga ini. Memang, rumput tetangga lebih hijau agaknya :), karena bahkan setiap sudut disekitarku ternyata juga ada, tapi baru menyadarinya setelah di Malang. 

Hehey, aku sadar, sepertinya aku menemukan alasan yang tepat kenapa baru menyadari keberadaan bunga ini. Kemarin mungkin memang lagi musim berbunganya Tatebuya, sehingga aku baru menyadari dan melihatnya di bulan Oktober ini :). 
Menurut referensi, tanaman ini berbunga di akhir musim kemarau sampai menjelang musim penghujan, umur bunga Tatebuya kurang lebih dua minggu. Sampai bulan ini mungkin juga masih banyak juga Tatebuya yang masih berbunga, tapi tidak sebanyak kemarin. Seperti yang kulihat di Taman Balai Kambang, Surakarta, atau d depan Pelataran candi Prambanan. Tapi sudah banyak yang rontok bunganya. Salah satu penyebab rontoknya bunga ini, bisa karena angin pancaroba yang akhir ini sedang gede2 nya, atau juga karena guyuran air hujan yang menerpa.

Okke, satu lagi tanaman bunga yang masuk dalam List nih :) .


Selain Tatebuya, sebenarnya ada lagi beberapa Pohon rindang tepi jalan yang lagi indah-indahnya berbunga lho, yaitu Flamboyan, Bunga Bugur, dan satu lagi yang sedang ngehitz di kampus ku, that's bunga Angsana. Walaupun sama-sama berwarna kuning-kesukaan- Tatebuya dan Angsana ini memiliki daya tarik masing-masing.
Tatebuya dengan bunga kuningnya yang sedikit lebih besar, kuat dan lebih tahan lama (kurang lebih dua minggu). Sedangkan Angsana dengan kelopak-kelopak kecilnya yang begitu rapuh tertiup angin, tapi justru itulah keindahan nya walaupun hanya berumur satu hari penuh. Saat dia berguguran ke tanah, maka akan ada ratusan mahasiswa khususnya UNS yang berebut untuk berfoto dibawahnya.

Besok coba kita cari tau yuk,, kenapa bunga-bunga ini justru muncul di akhir musim kemarau ya,,


Selasa, 10 November 2015

Pengendalian Tikus Terpadu

Sudah lama ini gak jalan-jalan ke Lapang, semenjak aku bertugas bareng kanjeng papi. Terkadang kangen juga ke lapang, dan seperti membaca isi hati ku, kemarin masih sering diminta pengamatan sama kanjeng papi, jadi masih bisa narsis-narsis dikit di lahan seminggu sekali, hehe.
Soalnya pertama kali gabung disini, aku sudah ikut nyemplung-nyemplung sawah bantu in ibu Arlyna beserta beberapa mahasiswa lainnya dari Instiper Yogyakarta. Kegiatan yang pertama kuikuti yaitu Pengendalian Hama Tikus Terpadu, dilaksanakan pass di bulan puasa, jadi lebih ngenaa banget perjuangannya kan, pas puasa nyemplung seharian di sawah, hehe. Jadi rasa kangen lahan ituu, selalu ada.

Let’s begin, kali ini cerita tentang pengendalian hama, khususnya tikus-berdasi, hehehe. Iyaa ituh tikus berdasi di sawah. Lokasi kegiatan ada di Sedayu, Moyudan, Minggir, Kab Sleman.
Tikus, siapa yang geram kalau tanaman padi di sawah yang ditumbuhkan dengan semangat, tiba-tiba habis dalam semalam karena di makan tikus?? Sebenarnya bukan padinya yang dimakan, tapi tikus itu menggigit batang pagi di bagian bawah, jadi, kalau sudah rusak oleh tikus, tidak mungkin bisa di panen lagi. Dan kawanan yang menyerang tidak hanya dalam hitungan puluhan, bahkan bisa sampai ratusan.

Sedikit flash back, dulu sewaktu kecil, aku sering melihat ada gropyokan tikus rame-rame di sawah, atau kalau gak gropyokan, ada juga itu pengendalian dengan cara diasap-in. Nah dewasa ini seiring berkembangnya ilmu dan teknologi, semakin banyak pula penemuan tentang pengendalian hama. Kegiatan kali ini adalah Pengendalian Hama Tikus Terpadu dengan metode TBS (TBS yaitu Trap Barier System).

Contohnya seperti gambar di bawah ini,
pemasangan TBS


Intinya pengendalian tikus disini dengan system pemagaran di sekeliling sawah pakai plastik yang ditanam jauh di dalam tanah. Penanaman plastik bening ini menggunakan ajir (tiang bambu) yang diapasang dengan jarak 1m kurang lebihnya. Sementara itu, di beberapa titik plastik ada pula dibuat lubang yang memang sengaja agar dilewati tikus, tetapi dibalik lubang itu sudah disediakan jebakan/perangkap tikus, jadi tikus-tikus itu bisa tertangkap.
Hasil tangkapan tikus

Hihihi,, unyu kan

Dalam semalam, satu jebakan tikus ini bisa terisi 20 an lebih tikus, menurut informasi (website yogya.litbang.pertanian.go.id Januari 2014) saat itu, dari luasan 73 ha, tikus yang tertangkap dengan perangkat TBS ini sebanyak 14.200an tikus –kebayang gak??? Jadi setiap pagi bahkan sebelum pagi, para petani di demplot mengecek kondisi sawahnya dan mengambil perangkap –perangkap tikus itu..

Hiih pernah dengar bakso tikus?? Dulu aku gak nyangka, masak iyaa bikin bakso pakai tikuss,, gak kebayang dimana cari tikus yang banyak itu utk dibuat bakso, sekarang setelah melihat tkus-tikus sebanyak itu, jadi pengen bisnis –ehh :D .. (*maaf intermezzo aja, soal bakso silakan tanya pada yang berwajib).

Nahh tikus-tikus yang terkumpul ini sebenarnya bisa dibuat untuk pengendalian juga, konon menurut kabar, jika bangkai tikus ini direndam dalam air semalam, kemudian paginya di siramkan ke sekeliling sawah, maka bau tikus ini akan ditakuti sama tikus yang lain, sehngga mereka batal menyerang. Itu informasi yang kudapat dari Pak Tani.
Selain dengan TBS, LTBS, bangkai tikus, ada juga satu metode lain yang popular yaitu pengendalian dengan burung hantu (owl). Tapiii yang menjadi kendala disini, banyaknya burung hantu biasanya tak sebanding dengan populasi tikus yang ada. Satu burung hantu paling Cuma bisa makan 1-2 tikus dalam semalam, padahal kawanan tikus yang datang bisa ratusan. Jadi dapat disimpulkan cara ini mungkin agak kurang efektif, tapi bisa juga diterapkan, digabung dengan teknologi yang lain.


contoh TBS terpasang



Baiklah,, info nya baru sekian yang dapat disampaikan,, karena untuk metode ini jika ditulis semua bisa lebiih dari panjang, maka untuk informasi lebih jelas, bisa berkunjung ke website bptp : yogya.litbang.pertanian.go.id, atau kalau enggak, bisa juga datang e BPTP untuk mendapat info yang lebih lanjut

Semoga semakin maju pertanian Indonesia, dengan banyaknya generasi muda yang mau turun ke sawah (Nahh lo, siapa angkat tangan), hehe, Masih mau makan Nasi kan????